Selasa, 01 Maret 2011

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DAN INTERNET TERHADAP PENDIDIKAN


Dimana saja anda membaca, saat ini, sulit untuk menghindari dari informasi atau tulisan tentang teknologi informasi (information technology, IT1) dan Internet. Hal ini tidak saja terjadi di negara Amerika sana, akan tetapi di Indonesia juga. Surat kabar dan majalah dipenuhi dengan cerita sukes dan gagal dari individu atau perusahaan yang merangkul IT dan Internet. Tulisan singkat ini akan sedikit mengulas implikasi IT terhadap bidang Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan.
Sebelum mebahas lebih lanjut, mari kita bahas dahulu apa yang dimaksud dengan IT dan Internet. Teknologi Informasi adalah sama dengan teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi. Teknologi pengolah informasi ini memang memiliki nilai jual, seperti contohnya teknologi database, dan security. Kesemuanya dapat dijual. Bentuk dari teknologi adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau sekarang dalam bentuk CD-ROM. Tumpukan kertas inilah yang anda dapatkan jika anda membeli sebuah teknologi dalam bentuk patent atau bentuk HaKI (Intellectual Property Rights) lainnya.
Apa memang benar “informasi” merupakan sebuah komoditas? Jawaban singkat adalah ya. Sebagai contoh, jika anda mengetahui bahwa besok nilai tukar rupiah akan jatuh dengan drastis, maka anda akan bergegas ke bank untuk menukarkan rupiah anda dengan dollar. Demikian pula jika anda mengetahui bahwa akan terjadi sebuah demonstrasi di daerah tertentu, maka anda akan menghindari daerah tersebut. Contoh-contoh di atas menujukkan bahwa informasi telah menjadi komoditas yang berharga. Itulah sebabnya kita memiliki surat kabar, majalah, tabloid dan sekarang situs web yang berubah secara cepat seperti Detik.com2, Astaga!3, satunet4, dan masih banyak situs web lainnya. Kesemuannya mengandalkan informasi sebagai komoditas.
Implikasi IT dan Internet
Di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat, IT dan Internet sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai hal dapat kita lihat implikasinya. Berbagai dokumen dapat kita baca untuk melihat hal ini. Tulisan ini hanya membahas implikasi dalam bidang Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan saja.
Implikasi di bidang Pendidikan
Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET), seperti diceritakan dalam buku “Nerds 2.0.1”. Demikian pula Internet di Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis (di UI dan ITB), meskipun cerita yang seru justru muncul di bidang bisnis. Mungkin perlu diperbanyak cerita tentang manfaat Internet bagi bidang pendidikan.
Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?.) Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Mekanisme akses perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan program khusus (biasanya menggunakan standar Z39.50, seperti WAIS5), aplikasi telnet (seperti pada aplikasi hytelnet6) atau melalui web browser (Netscape dan Internet Explorer). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Sharring information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
Distance learning dan virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Bahkan tak kurang pakar ekonomi Peter Drucker mengatakan bahwa “Triggered by the Internet, continuing adult education may wll become our greatest growth industry”. (Lihat artikel majalah Forbes 15 Mei 2000.) Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia:
Akses ke perpustakaan;
Akses ke pakar;
Menyediakan fasilitas kerjasama.
Inisiaif-inisiatif penggunaan IT dan Internet di bidang pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu inisiatif yang sekarang sedang giat kami lakukan adalah program “Sekolah 2000”, dimana ditargetkan sejumlah sekolah (khususnya SMU dan SMK) terhubung ke Internet pada tahun 2000 ini. (Informasi mengenai program Sekolah 2000 ini dapat diperoleh dari situs Sekolah 2000 di http://www.sekolah2000.or.id) Inisiatif seperti ini perlu mendapat dukungan dari kita semua. Ingat, ini masa depan anak cucu kita semua.

Senin, 23 Agustus 2010

Sejarah SMP Negeri 1 Balikpapan


Sejarah SMPN 1 Balikpapan
Sekolah ini terletak di Jalan Kapten Piere Tendean RT 46 No. 63 Kelurahan Gunung Sari ulu Kecamatan Balikpapan Tengah telepon (0542) 422703. Berada di Perkampungan Pelajar Gunung Pasir, sekolah ini tempatnya sangat strategis lokasinya. Lingkungan sangat mendukung suasananya ASRI, disebabkan halaman sekolah dikelilingi dengan pepohonan yang cukup rindang serta tanaman yang beraneka ragam, sehingga SMP Negeri 1 Balikpapan dapat memperoleh Adiwiyata Pratama Tingkat Nasional pada tahun 2009.. Aneka tanaman dan buah terdapat dihalaman sekolah ini, selain berfungsi sebagai konservasi dan penghijauan juga dapat dijadikan media pembelajaran secara langsung khususnya pelajaran IPA dan PKLH.
Sekolah ini dibangun pada tahun 1950 oleh pemerintah Belanda. Kepala Sekolah pertamanya bernama Y. Roels. Pada saat itu siswa-siswi SMPN 1 adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Tenaga pengajar pada saat itu hanya satu yang berasal dari bangsa Belanda sementara itu yang lainnya dari bangsa Indonesia. Ketika sekolah ini dibangun telah ditemukan 2 meriam yang sekarang terletak di ruang guru, selain itu banyak ditemukan senjata bekas Perang Dunia ke-II seperti torpedo, mitraliur & mesiu.

Masa/periode tahun 1945-1950 (Era Pra SMP Negeri 1)
Sesudah Perang Dunia ke-II selesai dalam tahun 1945, kegiatan sekolah kembali dilakukan di Balikpapan. Satu-satunya sekolah menengah di Balikpapan pada saat itu adalah MULO, lalu berubah menjadi MS (Middlebare School). Sekolah ini sudah menggunakan bahasa Indonesia. Sementara itu di gunung pasir dibangun sekolah baru milik pemerintah yang selesai pada tahun 1951. Pada tanggal 2 Agustus 1951 sekolah ini diresmikan dengan nama "SEKOLAH MENENGAH UMUM BAGIAN PERTAMA". Penerimaan murid-murid berasal dari SD yang lulus ujian masuk sekolah ini. Sekolah ini terdiri dari kelas 1, 2, dan 3 bagian A (Sastra) dan bagian B (Ilmu pasti). Guru-gurunya sebagian adalah warga Indonesia tamatan SGA (Sekolah Guru Atas) yang diangkat menjadi guru negeri pada sekolah ini, sebagian lagi adalah guru-guru warga Belanda antara lain ialah Tuan J. Roels yang menjadi kepala sekolah pertama kali. Selanjutnya sekolah ini dikenal dengan sebutan "SMP NEGERI 1 BALIKPAPAN"
Sejak SMP Negeri 1 Balikpapan berdiri telah dipimpin oleh beberapa Kepala Sekolah yaitu : 1. J. Roles 1951 s.d 1953, 2. G.A Wagey 1953 s.d 1958, 3. J.M.D Rompas 1958 s.d 1961, 4. Djasiran 1961 s.d 1968, 5. Darmansyah 1968 s.d 1979, 6. Ny. Jenny M. Rompas - Wagey 1979 s.d 1989, 7. Djumbri Lambri 1989 s.d 1996, 8.Riduan Sjahrani, D.S.IP,MM 1996 s.d 2007, 9. Dra. Ida Afrida, MM,Pd, 2007 s.d Maret 2010, 10. Sri Haryatmo 2010 s.d sekarang.